Krisis Serumpun, Indonesia & Malaysia Miskin Bomber Lokal Haus Gol

Krisis Serumpun, Indonesia & Malaysia Miskin Bomber Lokal Haus Gol

Nasional

Elkan Baggott saat mencetak gol di laga Indonesia vs Malaysia. Foto: Instagram/@elkanbaggott

Shin Tae-yong pernah mengeluh kesulitan mencari striker tajam Indonesia dari Liga 1. Namun ternyata, rival serumpun Malaysia juga mengalami masalah serupa.

Timnas U-23 Indonesia akan bertanding di Piala AFF U-23 pada 14-26 Februari 2022; tergabung di Grup B bersama Myanmar, Laos, dan Malaysia. Baru-baru ini, eks pelatih ‘Harimau Malaya’, Bhaskran R. Satiananthan, mengungkapkan krisis striker lokal di liga.

Setiap tim Liga Malaysia diperbolehkan memakai 5 pemain asing, dengan masing-masing satu pemain dari Asia dan ASEAN. Hal ini dikritik sebagai faktor redupnya potensi striker lokal Malaysia.

Namun, Satiananthan merasa bahwa striker lokal harusnya meningkatkan permainan mereka. Sebab, sepak bola reguler akan membantu dalam pengembangan tim nasional yang lebih kuat.

Penyerang Timnas Malaysia, Safawi Rasid. Foto: Instagram/@affsuzukicup

“Saya ingat ketika Marlon Alex James [eks pemain asing Liga Malaysia] bertanya kepada saya mengapa pemain asing selalu muncul sebagai pencetak gol terbanyak. Saya pikir itu karena pemain lokal tidak ingin menantang orang asing. Sebaliknya, mereka menghindar,” kata Satiananthan, dikutip dari New Straits Times.

“James benar-benar ingin pemain lokal menantangnya untuk mendapatkan tempatnya di tim, tetapi mereka menyerah dengan mudah,” tambahnya.

Uniknya, Satiananthan lalu mencontohkan liga-liga di Thailand, Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan, meski dengan kehadiran pemain asing. Mereka menyebut, timnas negara-negara itu, termasuk Indonesia, masih menorehkan prestasi di kancah internasional.

“Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia. Meski liga-liga mereka banyak pemain asing, mereka tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu, jelas Satiananthan.

“Kita harus berhenti mengatakan bahwa pemain lokal tidak diberi kesempatan untuk bermain sepak bola reguler. Menghentikan pemain asing bermain di liga tidak akan membantu kompetisi,” tandasnya.

Pemain Timnas Indonesia Ronaldo Kwateh menendang bola ke arah gawang Timor Leste pada pertandingan uji coba resmi FIFA di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar Bali, Minggu (30/1/2022). Foto: PSSI

Seusai final leg kedua Piala AFF 2020, Shin Tae-yong telah menyoroti masalah striker. Pelatih asal Korea Selatan itu menyatakan lini depan merupakan titik paling lemah dari timnya dan menyinggung soal tim-tim Liga 1 yang banyak memakai striker asing.

“Di tim kami memang posisi yang paling lemah itu striker. Di Liga Indonesia [Liga 1] yang dipakai pun striker asing. Jadi, maka dari itu, pemain-pemain Indonesia khususnya striker susah sekali berkembang,” tutur Shin pada 1 Januari 2022.

“Sebagai striker harusnya lebih bekerja keras dari posisi lain, tetapi karena kurangnya itu, ya, diganti. Semoga pemain yang diganti itu jangan patah hati dan frustrasi, tetapi jadikan itu motivasi untuk terus berkembang lebih baik dari sekarang,” pungkasnya.

Dalam komposisi skuad Timnas U-23 saat ini, Shin memanggil tiga striker murni: Taufik Hidayat, Hanis Saghara dan Ronaldo Kwateh–meski Ronaldo juga sering dimainkan di posisi winger bersama Madura United.

Hanis dan Ronaldo minim menit bermain di Liga 1 2021/22. Di sisi lain, Taufik yang sering main di Persija baru mencetak 1 gol dari 16 laga. Indonesia punya striker muda di luar negeri, Bagus Kahfi, tetapi Shin tidak memanggilnya, tak dijelaskan kenapa, ada kemungkinan karena Shin telah berjanji tak panggil pemain luar negeri.

Leave a Reply