Menengok SMA Negeri Tawangmangu yang Berkonsep Futuristik dan Bikin Ganjar Murka

Nasional

Fasad bangunan SMA Negeri Tawangmangu, Karanganyar. FOTO: Tara Wahyu

KARANGANYAR – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, murka usai melakukan sidak di SMA Negeri Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (30/01/2022).

Di sela-sela sidak, Ganjar bahkan sempat menendang salah satu tembok bangunan yang dianggapnya sebagai tembok palsu.

Namun siapa sangka, sekolah tersebut sebetulnya digadang-gadang menjadi sekolah percontohan dengan desain bangunan berkonsep futuristik.

Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Syamsudin Isnaini, mengatakan konsep futuristik yang diusung dalam desain bangunan SMA Negeri Tawangmangu adalah gabungan konsep alami dan modifikasi yang bisa diterapkan pada masa mendatang.

Salah satu sudut ruangan SMA Negeri Tawangmangu, Karanganyar. FOTO: Tara Wahyu

“Intinya desainnya tidak ketinggalan zaman, tetapi juga tidak meninggalkan kearifan lokal. Salah satunya diwujudkan dengan pemasangan batu bata yang alami,” katanya, Senin (31/01/2022).

Jika dilihat dari depan, lanjut Syamsudin, sekolah tersebut juga tidak seperti bangunan sekolah umumnya.

Ia menyebut, fasad bangunan SMA Negeri Tawangmangu justru lebih terlihat seperti coffee shop.

Menurut Syamsudin, ide pembangunan berkonsep futuristik ini datang dari Ganjar sendiri.

“Bangunan ini ibarat out of the box-nya bangunan sekolah biasanya. Tetapi standar minimal bangunan sekolah tetap diakomodasi,” bebernya.

Soal fasilitas sekolah, SMA berlantai 2 tersebut rencananya dilengkapi teater terbuka. Teater itu nantinya bisa digunakan untuk menyalurkan kreasi para siswa.

Sekolah tersebut juga mempunyai rooftop, yang bisa digunakan sebagai panggung kesenian.

“Di lantai pertama juga ada ruang kepala sekolah dan ruang guru, sementara di lantai 2 ada perpustakaan dan 5 ruang kelas,” jelas Syamsudin.

Pekerja memperbaiki dinding SMA Negeri TAwangmangu, Karanganyar, Senin (31/01/2022). FOTO: Tara Wahyu

Selain itu di lantai dua juga tersedia 2 laboratorium praktik, kamar mandi dan mushola.

Rencananya sekolah tersebut akan diisi 3 rombongan belajar (rombel).

“Dalam 1 rombel ada 360 siswa. Nanti akan ada 9-12 ruang kelas belajar,” terang dia.

Syamsudin menjelaskan, SMA Negeri Tawangmangu itu dibangun secara bertahap.

Tahap pertama pembangunan dibiayai APBD Provinsi senilai Rp 5,1 miliar, sedangkan pembangunan tahap kedua menelan anggaran Rp 7 miliar dari sumber dana yang sama.

(Tara Wahyu)

Leave a Reply