Pengadilan Swiss Buka Kembali Perkasa Kasus Suap, Presiden PSG Terancam Penjara

Pengadilan Swiss Buka Kembali Perkasa Kasus Suap, Presiden PSG Terancam Penjara

Nasional

Al Khelaifi, bos PSG dan QSI. Foto: Reuters/Christian Hartmann

Presiden Paris Saint-Germain (PSG), Nasser Al-Khelaifi, kembali berurusan dengan pengadilan. Pria berusia 48 tahun itu harus menghadapi tudingan terkait ‘kasus suap’ yang pernah menimpa dirinya dua tahun silam.

Menurut laporan The Sun, Pengadilan Federal Swiss mengajukan banding terkait kasus suap yang menyeret chairman beIN Sports tersebut. Pengadilan yang terletak di Bellinzona itu memutuskan untuk membuka kembali perkara yang telah ditutup sejak 2020 lalu.

Dalam kasus tersebut, Nasser diduga telah menyuap eks sekretaris FIFA, Jerome Valcke, agar perusahaannya [beIN Sports] mendapatkan hak siar di sejumlah ajang bergengsi. Dalam kasus ini, Nasser menyuap Valcke untuk memperoleh hak tayang Piala Dunia 2026 dan 2030.

Namun, Nasser tidak melakukan ‘suap’ dalam bentuk pemberian uang. Nasser memberikan penggunaan sebuah vila mewah secara cuma-cuma di Sandrina, Italia, selama 18 bulan. Nilainya ditaksir mencapai 1,6 juta poundsterling (sekitar Rp 300 miliar).

Di sisi lain, tuduhan ‘suap’ tersebut sejatinya sudah dibantah oleh Nasser sesaat sebelum hakim memutuskan sidang berakhir dua tahun lalu. Sebab, selama periode penyelidikan, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa Nasser telah melakukan ‘suap’ demi memperoleh hak siar.

Neymar bersama Nasser Al Khelaifi. Foto: Reuters/Christian Hartmann

Sementara, alasan Pengadilan Federal Swiss kembali membuka kasus ini juga belum memiliki motif yang jelas. Tampaknya, hakim tidak ingin membuka suara dalam waktu dekat terkait alasan banding yang sebenarnya.

Namun, bila Pengadilan Federal Swiss menemukan bukti anyar yang dapat memojokkan Nasser, presiden PSG itu bisa kembali didakwa lebih dari dua tahun lamanya. Pasalnya, Nasser sempat didakwa hukuman selama 28 bulan penjara pada 2020.

Selain itu, Valcke kemungkinan besar bakal menerima hukuman yang serupa seperti sebelumnya, yakni 35 bulan penjara. Tapi, hingga pembukaan sidang ulang pada Senin (7/3) lalu, hakim Pengadilan Federal Swiss belum membuat keputusan berarti.