Sejarah Kata Nusantara yang Resmi Jadi Nama IKN Baru

Nasional

Pixabay.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarso telah resmi mengumumkan terkait nama Nusantara sebagai nama Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia di Kalimantan Timur.

Nama Nusantara digunakan setelah mengeliminasi 79 nama lain yang diusulkan para ahli bahasa dan sejarah. Di antaranya yakni Negara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, dan lain sebagainya. Pemilihan nama tersebut berdasarkan keputusan Presiden Joko Widodo.

Menanggapi perubahan nama tersebut, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum. menjelaskan mengenai asal-usul kata Nusantara.

“Kata Nusantara sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Jawa Kuno. Itu adalah dua suku kata yang bergabung menjadi satu yakni Nusa dan Antara. Nusa berarti ‘pulau’ dan Antara berarti ‘luar’,” jelas Prof. Purnawan, Rabu (26/1).

Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair) ini mengatakan, juka Nusantara kemudian memiliki makna ‘pulau-pulau di luar.’

“Mengapa menyebutnya dengan kata ‘di luar,’ ya karena berhubungan dengan pulau-pulau di luar Jawa yang dahulu menyatu oleh karena tokoh Gajah Mada melalui Sumpah Palapa,” tambahnya.

Menurutnya, nama Nusantara memang sangat populer di masa lampau. Konsep Nusantara kemudian digunakan untuk menyebut kawasan Indonesia ini.

“Karena kan memang Indonesia juga terdiri dari bermacam-macam pulau sehingga sesuai jika diistilahkan dengan nama Nusantara itu. Namun dahulu kan belum ada kata Indonesia. Sehingga orang yang datang ke Indonesia kemudian menyebutnya dengan Nusantara,” paparnya.

Prof. Purnawan menuturkan, konsep Nusantara dahulu berbeda dengan kini. Kini Nusantara tidak lagi dipakai untuk menggantikan kata Indonesia dan keseluruhan wilayahnya. Adanya pergantian IKN yang semula adalah DKI Jakarta (Provinsi Jakarta) membuat Nusantara hanya menjadi salah satu nama wilayah di Indonesia.

“Tentu saja harus ada penegasan yang membedakan makna Nusantara dari sisi arti dan sejarah dengan Nusantara sebagai IKN. Jangan sampai hal itu kemudian mengganggu pembelajaran sejarah Indonesia di masa yang akan datang. Nusantara di satu sisi adalah IKN, namun di sisi lain adalah konsep sejarah yang memiliki pemaknaan sendiri dan mengacu pada kawasan Indonesia lama,” terang Prof. Purnawan.

Untuk itu, Prof. Purnawan menyebut tidak ada masalah dengan kata Nusantara jika dipakai sebagai nama IKN yang baru.

“Intinya asalkan ada penjelasan kembali di pembelajaran-pembelajaran sejarah terkait konsep Nusantara di masa lalu dengan kini. Jika itu sudah dilakukan maka tidak akan ada kebingungan lagi di masyarakat terkait perbedaan keduanya. Dengan begitu maka Nusantara sah-saja saja apabila dipakai sebagai nama IKN baru di Indonesia ini,” tutupnya.

Leave a Reply