Siswi SMP di Bima Disekap oleh Teman Laki-Lakinya Selama 10 Hari di Rumah Kosong

Siswi SMP di Bima Disekap oleh Teman Laki-Lakinya Selama 10 Hari di Rumah Kosong

Nasional

Ilustrasi penculikan. Foto: Shutter Stock

Seorang siswi SMP, berinisial J (13), asal Desa Rai Oi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadi korban penyekapan oleh pria yang diduga merupakan teman korban sendiri.

Penyekapan terjadi selama 10 hari di sebuah rumah kosong di Kecamatan Sape.

Menurut keterangan paman korban, Syafruddin (52), korban awalnya dikabarkan hilang oleh pihak keluarga pada Selasa 18 Januari 2022 lalu. Terakhir kali korban pamit berangkat ke sekolah.

Dua hari berlalu, namun korban tidak kembali ujar Syafruddin. Pihak keluarga bersama masyarakat Desa Rai Oi beramai-ramai melakukan pencarian ke salah satu puncak Gunung Kabuju Desa Na,e Kecamatan Sape Bima.

“Jadi awalnya korban kita kira hilang. Kita cari ke hutan ke kebun sampai ke puncak gunung,” ujar Syarifuddin, Jumat (4/2/2022).

Pencarian korban terus berlanjut. Selama sepekan korban tak kunjung ditemukan. Bahkan pihak keluarga sempat meminta bantuan paranormal agar bisa menemukan keberadaan korban. Hasilnya tetap nihil.

Pihak keluarga akhirnya melapor ke ke kepolisian dengan dugaan kehilangan di Polsek Kecamatan Sape Bima.

“Kami ke beberapa dukun minta bantuan agar korban segera bisa ditemukan. Setalah cari ke mana saja, tanya temannya, tanya semua kerabatnya, kami lapor polisi,” ujarnya.

Setalah 10 hari tidak kunjung ditemukan, bibi korban mendapat telepon dari orang tua terduga pelaku. Dia mengaku bahwa korban berada di rumah orang tua terduga pelaku yang merupakan siswa di salah satu MTs Swasta Kecamatan Sape.

Ibu terduga pelaku pun mengantar korban pulang pada Sabtu 29 Januari 2022 ke kediaman korban.

Korban pun kembali ke rumahnya bersama keluarga. Namun, terjadi perubahan perilaku terhadap korban. Ia menjadi murung, hilang nafsu makan dan pandangannya selalu kosong.

“Pandangannya kosong setelah dibawa pulang oleh orang tua terduga pelaku,” ungkap Syarifuddin.

Pada Selasa 1 Februari 2022, korban pun akhirnya buka suara. Korban bercerita kepada ibunya bahwa ia telah disekap oleh rekan korban selama 10 hari di sebuah rumah kosong milik terduga pelaku.

“Setelah ibunya bilang kalau korban tidak mau cerita, maka ibunya akan ditangkap polisi. Barulah korban bercerita kalau dia disekap teman lakinya di sebuah rumah kosong,” ujarnya.

Korban bercerita bahwa dia disekap dan tidak diberi makan oleh terduga pelaku. Ia hanya diberi minum selama sepuluh hari.

“Hanya dikasih minum selama sepuluh hari. HP korban dirampas dan kartunya dirusak oleh rekannya ini,” tutur Syarifuddin.

Mendengar itu, keluarga korban tidak terima dan segera melaporkan penyekapan tersebut ke Polsek Sape pada Kamis (3/2) untuk diproses hukum.

Kasi Humas Polres Bima Kota Iptu Jufrin Rama mengatakan pihaknya telah menerima laporan dugaan penyekapan siswi SMPN 1 Sape Kabupaten Bima.

Korban saat ini tengah ditangani Lembaga Perlindungan Anak di Kabupaten Bima untuk mendapatkan penanganan psikologis.

“Kita sudah terima laporannya Kamis kemarin, tapi korban masih dalam penanganan psikolog jadi belum bisa kita periksa,” katanya.

Leave a Reply