Stok Masih Langka, Minyak Goreng Kemasan Subsidi Belum Masuk Pasar Tradisional

Stok Masih Langka, Minyak Goreng Kemasan Subsidi Belum Masuk Pasar Tradisional

Nasional

Pedagang dan agen penyalur minyak goreng curah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (1/2). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Stok minyak goreng kemasan subsidi masih langka di pasar tradisional. Padahal, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya memastikan minyak goreng subsidi seharga Rp 14.000 per liter tidak hanya disalurkan ke ritel modern, tetapi menyasar juga ke pasar tradisional.

Namun, berdasarkan penelusuran kumparan di salah satu pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, minyak goreng kemasan masih dijual dengan harga mahal, yaitu sekitar Rp 19.000 sampai Rp 20.000 per liter.

“Belum, belum turun harganya. Kalau Tropical masih dijual Rp 40.000, kalo Fortune Rp 38.000 per dua liter. Yang seliter kalau Tropical Rp 20.000, misal kayak Tawon itu Rp 19.000,” ujar Junaeda, salah satu pedagang minyak goreng kemasan di Pasar Minggu, Selasa (2/1).

Pedagang minyak goreng kemasan lain di Pasar Minggu, Hafiz, menjelaskan sudah ada kepastian dan janji dari pihak produsen untuk menyalurkan minyak goreng kemasan bersubsidi. Namun sudah seminggu ini belum ada stok murah yang datang.

“Katanya sales mau ditarik yang mahal, mau datang yang murah dari subsidi itu. Tapi sudah seminggu ini belum ada. Sudah saya bayar mahal, terus diambilnya belum,” jelas Hafiz.

Pedagang dan agen penyalur minyak goreng curah di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (1/2). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Dia berkata, baru ada stok minyak goreng kemasan mahal yang bisa dia beli di produsen atau distributor. Namun, stok tersebut tidak laku karena harga minyak goreng di ritel modern turun. Pihak produsen berjanji bakal ganti dengan produk murah.

“Bilangnya saja murah, tapi stoknya belum ada. Kalau beli di luar bukan di sales harganya masih mahal, seliter Rp 17-18.000, jualnya Rp 19-20.000. Dari sales katanya bisa dijual Rp 14.000, tapi enggak ada, semuanya masih jual mahal, soalnya belum ada minyak subsidi di pasar, kecuali di supermarket,” tutur Hafiz.

Hafiz mengeluh karena adanya disparitas harga antara pasar tradisional dengan ritel modern seperti Indomaret, pembeli akhirnya meminta pedagang pasar menurunkan harga sesuai harga subsidi. Namun, dia tidak bisa karena modal yang dikeluarkan sudah kadung besar.

“Orang bandingin sama Indomaret, di sana pada capek ngantre enggak ada barangnya, stoknya terbatas. Terus kita kan enggak bisa jual ngikutin kemauan mereka, mereka jualnya Rp 14.000, kita belinya enggak segitu. Semua di pasar pasti belum ada yang murah, bahkan masih ada yang Rp 22.000,” imbuhnya.

Bahkan, kata Hafiz, ada pihak produsen sempat memberikan surat perjanjian kepada pedagang, bila ada yang menjual lebih dari Rp 14.000 per liter akan ada denda. Namun sudah 2 minggu berlalu, stok murah belum juga datang.

“Ada juga dari Filma, bawa surat perjanjian gitu kalau jual di atas Rp 14.000 kena sanksi, tapi minyaknya enggak ada. Kalau sudah dapet dari mereka murah, baru kita ikut aturannya. Sudah 2 minggu. Sanksinya ada denda,” ungkap Hafiz.

Imbas dari disparitas harga ini, Hafiz pun tidak berani banyak menyediakan minyak goreng kemasan. Biasanya, dia bisa membeli 50 karton minyak goreng, tapi saat ini dia hanya bisa menyediakan 5 karton. Dia juga menyebut, ada indikasi kelangkaan karena ada penimbun.

“Sama juga dari distributor, misal kita order 10 dus, dikirimnya cuma 2 dus. Dua bulan ini cepet habisnya, pada ditimbun distributor. Misal ada minyak dari pabrik, langsung habis itu. Kayaknya sih ditimbun dulu, pas minyak langka baru dikeluarin mahal harganya,” tandas dia.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan kepada kumparan pada 7 Januari 2022 lalu memastikan minyak goreng subsidi bakal disalurkan ke ritel modern. Untuk tahap pertama, kata dia, minyak goreng Rp 14 ribu per liter akan disalurkan ke pasar tradisional yang sudah dipantau Kementerian Perdagangan, yakni sebanyak 216 pasar.

Adapun pemerintah juga telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng terbaru, yaitu kemasan curah senilai Rp 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan kemasan premium 14.000 per liter yang mulai berlaku per hari ini, Selasa (1/2).

Leave a Reply