Tumpek Uye, Ritual Adat Bali Menghormati Keberagaman Satwa

Nasional

Pelepasan abalone di perairan Nusa Lembongan oleh Bupati Klungkung, Bali – IST

KLUNGKUNG, kanalbali.com – Berbagai satwa mulai dari penyu, tukik, burung, ikan, rajungan hingga abalone dilepas ke alam bebas di sejumlah tempat di kabupaten Klungkung Bali, Sabtu (29/1).

Ini adalah bagian dari upacara Tumpek Uye, ritual adat untuk memuliakan hewan. Pelepasan dimulai dengan persembahyangan dan memberikan doa kepada hewan yang akan dilepas di Pura Watu Klotok, Klungkung.

“Tujuannya, agar kedepan bisa memberikan timbal balik positif kepada alam dan manusia,” kata Bupati Klungkung, Nyowan Suwirta.

Dimulai dengan pelepasan tukik dan penyu di lepas pantai Watu Klotok, kemudian ribuan ikan ditebar di aliran sungai Unda tepatnya di area Pusat Kebudayaan Bali yang saat ini sedang tahap pembangunan.

Selanjutnya acara pelepasan dilanjutkan di Pulau Nusa Lembongan. Disini, juga semua satwa diupacarai sebelum dilepas di Pura Mpu Aji, Desa Jungut Batu.

Sebelum dilakukan pelepasan, satwa diupacarai terlebih dahulu – KR7

Setelah proses upacara selesai pelepasan diawali dengan melepas burung, dilanjutkan melepas rajungan (kepiting) di hutang mangrove desa Lembongan serta abalone dikawasan laut setempat.

Menurut Bupati, Klungkung adalah daerah paling menarik dan lengkap karena memiliki habitat penyu dikawasan pantai Watu Klotok dan sekitarnya, habitat ikan di kawasan Tukad Unda serta habitat rajungan di lembongan.

Saat ini dan saat ini juga sedang dikembangkan abalone dan burung agar alam lebih lestari di kawasan ini. “Dengan banyaknya hewan bebas berkeliaran jadi akan menambah nuansa alam yang kita miliki, “ sebutnya.

Pada hari Tumpek Uye yang juga disebut Tumpek Kandang, datang setiap enam bulan sekali atau 210 hari dan masyarakat yang memiliki binatang peliharaan akan melaksanaan upacara ruwatan. Yakni, agar hewan diberikan keselamatan dan memberikan imbas kemakmuran kepada pemeliharanya. (kanalbali/KR7)

Leave a Reply