Viral Puting Beliung di Bali, BMKG Minta Warga Waspada

Viral Puting Beliung di Bali, BMKG Minta Warga Waspada

Nasional

Screenshot video puting belung di Tabanan, Bali – IST

DENPASAR, kanalbali.com– Fenomena puting beliung di Bali terekam oleh ponsel warga dan menjadi viral di media sosial. Seperti yang diunggah oleh akun @budiastawa203 di instagram yang terjadi di di Desa Luwus, Baturiti, Tabanan, Bali pada Senin (7/2).

Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar MKG (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, I Nyoman Gede Wiryajaya menyebutkan, memang pada Senin (7/2) dari siang dan sore terjadi hujan yang disertai angin kencang di Bali bagian tengah atau Tabanan.

Puting beliung, kata dia, terjadi karena adanya awan cumulonimbus. “Jika, pusaran angin seperti itu terjadi di darat disebut puting beliung dan jika di air laut atau danau disebut water spout dan disebabkan oleh awan CB (Cumulonimbus),” kata Wiryajaya saat dikonfirmasi, Selasa (8/2).

Ia menyebutkan, dari analisa sementara, berdasarkan analisis nilai kelembaban udara dan lapisan permukaan hingga 700 mb menunjukkan nilai cukup tinggi yaitu berkisar antara 70 hingga 90 persen.

“Faktor tersebut mendukung proses terjadinya pembentukan awan konvektif, sehingga terjadi hujan dengan intensitas sedang dan lebat,” jelasnya.

Berdasarkan analisis citra radar terdapat awan – awan konvektif yang disertai hujan ringan hingga lebat mencapai 48 dBz di daerah tersebut dari jam 13.50 Wita hingga 15.50 WITA dan berdasarkan citra satelit cloud type himawari terdapat awan CB pada pukul 15.00 WITA di Pesisir Selatan Tabanan.

Ia juga menghimbau, agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang serta kilat dan petir.

Pada kejadian kemarin, selain ada puting beliung juga terjadi pohon tumbang dan banyak dahan pohon patah di Jalan Raya Beringkit, Kapal, Kabupaten Badung. Selain itu, ada juga banjir di Jembatan perbatasan Sibanggede dan Darmasaba di Kabupaten Badung, Bali.

Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah pesisir dihimbau untuk waspada potensi gelombang laut. Gelombang dengan ketinggian mencapai 2.0 atau lebih bisa terjadi di Selat Bali bagian selatan, selat Badung, Selat Lombok, dan Samudra Hindia Selatan Bali. (kanalbali/KAD)

Leave a Reply