3 Skenario Perang Rusia-Ukraina dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia

3 Skenario Perang Rusia-Ukraina dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia

Nasional

Para Militer di Ukraina membersihkan puing sisa pertempuran dengan Rusia di Kiev pada (26/2). Foto: Sergei SUPINSKY / AFP

Perang antara Rusia dengan Ukraina mempengaruhi perekonomian secara global. Apalagi, kalau Amerika Serikat atau negara-negara Eropa ikut campur dalam perang kedua negara tersebut.

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, belum bisa memastikan dampak pastinya perang itu ke ekonomi Indonesia saat ini. Meski begitu, ia mempunyai tiga asumsi atau skenario dampaknya.

Piter menjelaskan, asumsi pertama kalau perang hanya Rusia dengan Ukraina tanpa diikuti negara lain dan waktunya cepat selesai, maka dampaknya ke perekonomian Indonesia bisa minim.

“Nah Kalau itu (asumsi pertama) yang terjadi dampaknya ke kita ya minimal. Kalau cuma perangnya itu Rusia invasi Ukraina, yang lain diam cuma ngasih sanksi ekonomi,” kata Piter saat dihubungi kumparan, Sabtu (26/2).

Radar dan kendaraan terbakar usai dihantam serangan Rusia, di fasilitas militer Ukraina di luar Mariupol, Ukraina, Kamis (24/2/2022). Foto: Sergei Grits/AP Photo

Namun, Piter merasa asumsi pertama tampaknya kecil kemungkinan terjadi. Ia mengungkapkan kemungkinan kedua yaitu dengan NATO, Amerika Serikat, dan negara lainnya ikut campur dalam hal ini membela Ukraina. Perang jadinya melebar melibatkan negara-negara Eropa Barat.

Piter mengatakan kalau kondisi seperti itu yang terjadi, maka perang bisa berlangsung lama dan akan berdampak lebih besar ke perekonomian global termasuk Indonesia.

“Nah kalau kondisinya seperti itu berarti kan skala perangnya menjadi lebih luas, Rusia dikeroyok negara-negara Eropa plus Amerika. Nah ini sudah mengganggu global supply chain. Nah perekonomian kita akan lebih terganggu,” ujar Piter.

“Jadi kalau seperti itu kan tidak hanya impor kita dari Rusia dan Ukraina yang akan terganggu, tapi kita mencari penggantinya pun akan susah, walaupun belum susah banget,” tambahnya.

Tak hanya terganggu sisi impor, Piter menegaskan ekspor Indonesia ke Eropa dan Amerika Serikat bisa ikut terganggu karena lalu lintas penerbangan akan ikut kena dampaknya.

Asumsi ketiga, kata Piter, bisa lebih berat lagi kalau situasi asumsi kedua dimanfaatkan oleh China dengan melakukan intervensi atau menyerang Taiwan. Ia merasa kalau sampai asumsi ketiga terjadi maka akan lebih rumit lagi.

“Kalau itu terjadi akan lebih ramai karena akan mengganggu stabilitas di area pasifik. Kalau sudah seperti ini sudah masuk ke perang dunia ketiga. Kalau seperti itu akan lebih rumit lagi, dampaknya ke perekonomian global akan lebih besar lagi, sangat sulit, ekspor, impor kita terganggu semua tak hanya gandum,” terang Piter.

Kolase foto: Bendera China dan Taiwan. Foto: AFP

Lantas, apa yang harus dilakukan Pemerintah saat ini?

Piter menjelaskan, saat ini Pemerintah harus ikut mendorong perdamaian kedua negara yang sedang berperang. Sehingga, harapannya konflik Rusia dengan Ukraina tidak semakin meluas.

Selain itu, Pemerintah tetap harus berpikir bagaimana meningkatkan potensi pasar di dalam negeri sendiri.

“Pemerintah sekarang ini harus sudah mulai berpikir memperkuat pasar domestik, karena apa pun yang terjadi di atas tadi (tiga asumsi), kita akan sangat bergantung ke pasar domestik kita. Kalau asumsi skenario 2 atau 3 itu berarti impor, ekspor, terganggu berarti harus fokus ke bagaimana memperkuat ke pasar domestik, ekonomi kita bertumpu ke pasar domestik,” tutur Piter.