Petugas Ambulans RSUD Kota Depok berdiri di depan ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Varian Omicron menyebar sangat cepat di Jakarta. Hal itu membuat keterisian tempat tidur rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) di Jakarta juga mengalami peningkatan.
Saat ini, BOR rumah sakit di Jakarta sudah mencapai 60%. Tapi, tidak semua yang dirawat mengalami gejala berat.
“Angka keterisian rumah sakit di Jakarta ini 60 persen. Tapi, dari 60 persen itu sesungguhnya yang (gejala) berat dan sedang itu jumlahnya 12 persen,” jelas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (7/2).
“Jadi yang 48 persen itu sesungguhnya tidak harus berada di rumah sakit. Hanya 12 persen ini yang sedang dan berat,” tambahnya.
Petugas medis melakukan pemeriksaan terhadap pasien COVID-19 di selasar Ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Karena itu, Anies mendorong pasien positif COVID-19 untuk memilih isolasi mandiri di rumah. Terlebih bila mengetahui kondisi tubuh bergejala ringan atau OTG.
Anies menilai, tingkat keparahan memang tidak tinggi. Tapi, bukan berarti menjadi tidak waspada.
“Artinya memang penularannya tinggi tapi tingkat keparahannya itu tidak tinggi,” jelasnya.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke RSUD Budhi Asih dan RSKD Duren Sawit. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Ia berharap, dengan semakin banyak warganya yang melaksanakan vaksinasi dosis lengkap hingga booster serta tetap menaati protokol kesehatan secara ketat diharapkan dapat mengurangi tingkat keparahan akibat varian Omicron.
“Jadi pada masyarakat di Jakarta kita mengimbau untuk mengurangi kegiatan di luar lakukan segalanya secara virtual dan bila bergejala maka datangi fasilitas kesehatan,” jelasnya.
“Itu intinya. Dan tentang vaksinasi di Jakarta sudah bisa kita lihat angkanya. Kita insyaallah angka vaksinasi relatif aman,” pungkasnya.
