Pfizer vs Moderna, Mana yang Lebih Baik Menurut Warga AS?

Nasional

Perawat memasukkan vaksin Moderna COVID-19 ke dalam jarum suntik di klinik vaksinasi massal di Gillette Stadium, di Foxborough, Mass, AS. Foto: Steven Senne/AP Photo

Moderna dan Pfizer adalah dua jenis vaksin yang sama-sama menggunakan teknologi mRNA. Vaksin ini bekerja dengan memberi instruksi pada sel di dalam tubuh kita untuk membuat protein SARS-CoV-2. Sistem imun kita kemudian akan bereaksi terhadap protein ini, dan membentuk alat yang merespons infeksi apa pun dari virus di masa depan.

CDC Amerika Serikat sebelumnya menemukan bahwa dua jenis vaksin ini sangat efektif melindungi dari COVID-19.

“Mengumpulkan bukti bahwa vaksin mRNA COVID-19 efektif dan seharusnya mencegah sebagian besar infeksi. . . . Orang yang sudah divaksinasi penuh namun masih terkena COVID-19 cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan [dan] lebih pendek dan tampaknya lebih berkemungkinan kecil untuk menyebarkan virus ke orang lain” ujar Dr. Rochelle P. Walensky, Direktur CDC.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal JAMA, menggunakan data 89 juta penduduk Amerika, mengungkap bahwa kedua vaksin mRNA ini memang ampuh menangkis COVID-19.

Data yang digunakan berfokus kepada kasus kelompok yang sudah divaksinasi penuh, dan diambil dari Juli dan November 2021, ketika kasus Delta sedang mendominasi.

Hasilnya, per 1000 orang yang sudah divaksinasi Pfizer, hanya 2,8 orang yang terinfeksi atau memiliki gejala COVID-19 (disebut breakthrough cases). Sementara untuk Moderna hanya 1,6 per 1.000 orang yang memiliki gejala COVID-19.

Pengunjung mengisi formulir sebelum masuk ke Rumah Sakit Siloam, Jakarta Barat, Sabtu (7/3/2020). Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Lalu bagaimana tingkat rawat inap?

Peneliti mengerucutkan data pasien rawat inap dengan jangka waktu 60 hari setelah infeksi, didapat bahwa risiko rawat inap (hospitalization) adalah 13,3 persen untuk Pfizer, dan 12,7 persen untuk Moderna.

Dr. Rong Xu, salah satu penulis makalah penelitian, menjelaskan kepada Medical News Today “Kami membandingkan penerima kedua vaksin ini sambil memperhitungkan faktor risiko pasien, waktu persetujuan [CDC] yang berbeda, dan perbedaan waktu semenjak vaksinasi . . .Saya pikir perbedaan yang melekat pada kedua vaksin ini mungkin secara parsial menjelaskan perbedaan yang diamati pada infeksi breakthrough dan rawat inap.”

Dr. Xu juga menjelaskan bahwa kedua vaksin mRNA ini akan tetap efektif melawan varian Omicron.

“Spekulasi saya adalah kita dapat berharap bahwa vaksin efektif melawan dampak klinis parah yang terkait dengan infeksi varian Omicron, karena penelitian menunjukkan bahwa vaksin dapat memperoleh kekebalan sel T, yang mungkin menawarkan perlindungan terhadap Omicron. Kami akan melakukan penelitian serupa untuk infeksi [SARS-CoV-2] dengan Omicron,” kata Dr. Xu.

Leave a Reply