Strategi Pertamina Hadapi Lonjakan Harga Minyak Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Strategi Pertamina Hadapi Lonjakan Harga Minyak Dipicu Konflik Rusia-Ukraina

Nasional

Gedung Pusat Pertamina di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat Foto: Dok. Pertamina

PT Pertamina (Persero) terus memonitor pasar energi global, menyusul lonjakan harga minyak dunia yang menembus USD 100 per barel. Salah satu pemicu lonjakan itu adalah serangan militer Rusia ke Ukraina.

Untuk mempertahankan kinerja operasional hulu sampai hilir, Pertamina menetapkan sejumlah strategi. Hal ini untuk meningkatkan ketahanan energi dan menjaga stabilitas suplai kebutuhan nasional.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan pihaknya memiliki sumber pasokan minyak mentah, produk BBM dan elpiji bervariasi dari dalam negeri maupun dari banyak negara lainnya, sehingga memiliki fleksibilitas suplai.

“Sebagian minyak mentah kebutuhan dalam negeri diproduksi melalui portofolio Pertamina yaitu Subholding Upstream, dan juga disuplai oleh produksi KKKS di Indonesia,” kata Fajriyah Usman dalam pernyataan resmi, Jumat (25/2).

Saat ini tren harga minyak mentah telah menembus USD 100 per barel, dipengaruhi oleh pulihnya permintaan energi global. Selain itu juga terutama dampak dari meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina.

Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan mengontrol kerangan pipa minyak yang menuju tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto

Fajriyah menyampaikan pihaknya terus memonitor kondisi energi global yang berpengaruh pada bisnis perusahaan agar dapat memastikan ketahanan energi nasional tetap terjamin, termasuk suplai BBM dan elpiji.

Pertamina melakukan mekanisme pengadaan berbasis jangka panjang serta penyesuaian dengan jangka pendek, baik untuk minyak mentah maupun produk BBM dan elpiji sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Selain memastikan penugasan untuk mendistribusikan energi ke seluruh Indonesia, Pertamina juga harus mengantisipasi dinamika panas dunia yang berpotensi memberikan tekanan pada kinerja keuangan perusahaan dari sektor hilir.

Perseroan akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategis.

“Termasuk penetapan harga BBM nonsubsidi agar tetap terjaga kondisi pasar yang seimbang serta memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri,” ujar VP Corcomm Pertamina itu.