5 Kebiasaan Makan di Luar yang Berubah Semenjak Pandemi COVID-19

5 Kebiasaan Makan di Luar yang Berubah Semenjak Pandemi COVID-19

Nasional

Ilustrasi memakai masker saat makan di luar Foto: dok.Shutterstock

Pandemi yang melanda Indonesia selama dua tahun ini telah membentuk kebiasaan-kebiasaan baru di masyarakat, termasuk saat kegiatan makan di luar rumah. Misalnya, bukan hal aneh kalau ada seseorang yang datang ke restoran lalu menyemprotkan semua permukaan meja serta kursi dengan disinfektan.

Tidak hanya itu, masih banyak lagi kebiasaan baru yang berubah dan terbentuk akibat pandemi corona. Namun, sebenarnya hal ini dilakukan untuk menjaga kamu dari paparan virus corona. Bukan suatu hal yang sia-sia, bukan? Menjadikan kebiasaan ini justru bisa membantu kamu merasa lebih aman dan sehat.

Mulai dari tempat makan yang kini banyak menggunakan menu berupa barcode, hingga masyarakat yang cenderung membeli makanan online menjadi kebiasaan yang sudah normal saat ini. Selain itu, apa lagi ya kebiasaan makan baru selama pandemi? Yuk, baca selengkapnya di bawah ini.

1. Makan camilan untuk kesehatan mental

Ilustrasi ngemil sambil WFH Foto: Shutter Stock

Berdasarkan survei The State of Snacking dari Mondelez Indonesia mengungkap bahwa 93 persen responden Indonesia mencari camilan untuk meningkatkan kesehatan mental mereka selama pandemi. Rupanya, hasil ini lebih tinggi dibandingkan data global yang tercatat yakni 75 persen.

Selain itu, 72 persen responden juga mengatakan bahwa motivasi utama mereka dalam memilih camilan, adalah sebagai hadiah untuk diri mereka sendiri atau self-reward. Melihat keadaan pandemi, yang mungkin membuat masyarakat lebih banyak merasakan tekanan dan kelelahan mental, ngemil menjadi salah satu cara untuk melepaskan beban-beban tersebut.

2. Menu menggunakan barcode

Ilustrasi sistem barcode di kedai kopi Foto: dok.ShutterStock

Melihat menu dengan scan barcode yang tertera di meja makan restoran mungkin sudah menjadi kebiasaan baru saat makan di luar. Fasilitas ini disediakan untuk menghindari kontak fisik ataupun menyentuh langsung buku menu. Seperti yang kamu ketahui buku menu bisa menjadi media penyebaran virus lantaran kita tak mengetahui orang yang menyentuh sebelumnya telah membersihkan tangannya atau belum.

3. Pesan makanan online

Ilustrasi delivery makanan online Foto: Shutter Stock

Memesan makanan melalui daring atau online memang bukan hal baru, kendati penggunaannya meningkat selama pandemi. Beberapa faktor yang memengaruhi antara lain, karena pembatasan kegiatan di luar rumah, menjaga jarak, hingga kepraktisan.

Menurut survei Snapcart Indonesia, menunjukkan 82 persen restoran dan toko makanan-minuman menggunakan aplikasi GrabFood untuk layanan mereka, diikuti GoFood 71 persen, dan ShopeeFood 28 persen.

4. Lakukan protokol kesehatan

Ilustrasi membersihkan tangan dengan sanitizer sebelum makan di restoran. Foto: ThamKC/Shutterstock

Setiap bepergian ke tempat umum seperti restoran atau kafe, kamu sudah terbiasa untuk mempersiapkan diri sesuai protokol kesehatan. Kamu akan memakai masker, membawa hand sanitizer, membawa disinfektan, tisu, dan lainnya. Semua ini kamu lakukan untuk membersihkan tempat-tempat yang mungkin akan kamu duduki dan tentunya menjaga diri dari paparan virus corona di luar.

Mengutip Food Safety News, sebuah perusahaan di Inggris melakukan survei bahwa masyarakat mulai peka dengan kebersihan semenjak pandemi. Survei menemukan bahwa 73 persen dari mereka yang bekerja di luar rumah telah sering melakukan pembersihan di tempat kerja. Lebih dari separuh telah terbukti suka membersihkan dan mensanitasi ruang kerja mereka sendiri. Kemudian, 17 persen menunjukkan membersihkan area yang mungkin ditempati oleh masyarakat umum.

5. Menerapkan gaya hidup sehat

Aneka makanan dan minuman plant-based di Mad Grass, Cipete Foto: Azalia Amadea/Kumparan

Menurut laporan Year in Search 2021: Look back to move your business forward, masyarakat Indonesia kini cenderung ingin tahu tentang pola makan sehat di masa pandemi. Rupanya, banyak orang mencari alternatif makanan agar lebih sehat. Terdapat peningkatan pada minat penelusuran “makanan rendah lemak” sebesar 69 persen, “gula diet” naik 35 persen, “rendah gula” tumbuh 26 persen dan “rendah kalori” melonjak 25 persen.

Selain itu, masyarakat juga makin tertarik dengan pilihan makanan yang bergizi, sehat, dan berkelanjutan. Ada pertumbuhan minat penelusuran untuk produk makanan “plant based” melonjak hingga 233 persen; lalu minat penelusuran untuk “makanan organik” juga tumbuh 55 persen. Konsumen juga ingin makanan instan yang sehat, penelusuran untuk merek mi instan sehat pun tumbuh 71 persen, dan penelusuran “roti gandum” naik sebesar 36 persen.

Penulis: Ade Naura Intania